Sayangnya kondisi ini ternyata juga dibaca oleh sejumlah pelaku kejahatan. Ramainya penumpang di sejumlah kendaraan umum membuat mereka mencari modus kejahatan baru. Modus yang belakangan marak terjadi adalah dengan berpura-pura pijat refleksi.
Salah satu korbannya adalah Firman. Pria ini kerap naik angkot ke tempat kerjanya di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Belum lama ini, saat Firman berada di angkot tiba-tiba didekati tukang pijat. Mereka kemudian menawarkan jasa pijat, namun ditolak Firman. "Ada empat sampai lima orang. Salah satunya menawarkan pijat," kata Firman.
Penolakan Firman tak menyurutkan niat pemijat untuk terus memijat. Pemijat refleksi gadungan ini bahkan sempat menawarkan sebuah brosur. Usai menawarkan brosur, si pemijat refleksi langsung turun. Tiba-tiba celetukan penumpang angkot yang berada disebelahnya mendorong Firman untuk segera turun. Usai kejadian Firman baru menyadari jika para pelaku sudah berkomplot. "Ketika mau bayar, uang saya sudah hilang," ujar Firman.
Kejadian hampir serupa juga pernah dialami Mia. Usai menerima telepon saat berada di angkot tiba-tiba ada orang yang membagi-bagikan brosur pijat refleksi. Orang tersebut juga mengingatkan Mia untuk berhati-hati. Diperingati seperti itu, Mia pun segera memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas.
Saat itulah pelaku beraksi. Tangan Mia mulai dipijat. Mia pun marah karena merasa diperlakukan tidak sopan. Akhirnya pelaku pun turun. Beberapa orang yang berada di angkot dan diduga kuat komplotan pelaku juga ikut turun.
Sesampainya di kantor Mia menyadari jika telepon genggamnya telah raib. Jika melihat posisi duduk di angkot saat kejadian Mia menduga jika peristiwa yang dialaminya sudah direncanakan sedemikian rupa.
Sejumlah pengemudi angkot sebenarnya tahu jika banyak pencurian telepon genggam yang menggunakan modus pijat refleksi. Tapi mereka mengaku tidak berkutik karena para pelaku biasanya berkomplot. "Saya pikir mereka juga penumpang," kata Asep, salah satu sopir angkot.
Tindak kejahatan memang tidak pernah mengenal tempat dan waktu. Sipapun bisa menjadi korbannya. Karena itu jika Anda bepergian menggunakan angkot sebisa mungkin hindari penggunaan telepon genggam dan barang-barang berharga lainnya. Apabila ada orang-orang mencurigakan yang menawarkan jasa atau produk, segeralah turun dan cari alternatif angkutan lain.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)
dicopy dari: http://www.liputan6.com/buser/?id=171088
0 komentar:
Posting Komentar